Rabu, 05 November 2014

PERJUANGAN MENGHADAPI PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN

        Hasil perundingan Renville menyebabkan Amir Syarifuddin tidak mampu mempertahankan kabinetnya sehingga pada tanggal 23 januari 1948 menyerahkan pendapatnya kepada presiden.Kabinet Republik Indonesia kemudian digantikan oleh Kabinet Hatta.
        Amir Syarifuddin beserta para pendukungnya kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat(FRD) yang kemudian menempatkan diri sebagai partai oposisi terhadap Kabinet Hatta. Langkah Amir Syarifuddin yang kecewa ini mendapat dukungan Muso,seorang tokoh komunis yang baru datang dari Moskow.
        Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun diumumkan berdirinya negara Soviet Republik Indonesia dengan tujuan untuk meruntuhkan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17 Agustus 1945.
        Pemerintah kemudian mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai gubernur miiter daerah Surakarta,Pati,dan Madiun,serta Kolonel Sungkono sebagai Panglima Divisi Jawa Timur untuk melaksanakan Gerakan Operasi Militer(GOM I) guna mematahkan pemberontakan PKI di Madiun.

       Atas dukungan rakyat,pada tanggal 30 September 1948 kota Madiun berhasil di rebut kembali oleh Tentara Nasional Indonesia.PKI yang menikam dari belakang pada saat bangsa Indoneisa sedang sibuk menghadapi kemungkinan Agresi Belanda,telah gagal mewujudkan rencana jahatnya.Puncak serangan pasukan TNI di laksanakan 1 Maret 1949.Inisiatif serangan itu bermula dari Sri Sultan Hamengkubowo IX yang mendengar kabar berita dari siaran radio (Voice of America,BBC,dan ABC) bahwa forum dewan keamanan PBB akan membicarakan masalah Indonesia pada bulan Maret 1949.Atas dasar itu ia berpendapat bahwa oihak RI perlu membuat kejutan yang mampu mebuka pandangan dunia.Pada tanggal 2 maret1949 (keesokan harinya) peristiwa serangan umum  1 maret di laporkan oleh R.Sumardi ke pemerintah PDRI di Bukittinggi melalui radiogram.Berita ini kemudian di sampaikan pula kepada Maramis,diploma RI di New Delhi dan L.N Palar di plomat RI di New York,AS.
Keberhasilan TNI menduduki Yogyakarta selama enam jam membawa dampak positif sebagai berikut
a.Meningkatkan semangat para pejuang RI dan di sisi lain menurunkan mental Belanda.
b.Menunjukan kepada dunia bahwa pasukan TNI masih memiliki kekuatan.
c.membuka mata dan menyadarkan dunia bahwa sebenarnya negara RI ada dan belum dikuasai Belanda.
d.mempengaruhi sikap para pemimpin negara federal (BFO) yang semula mendukung setiap tindakan Belanda menjadi berbalik simpati terhadap RI.

DiTulis oleh:M.Alghiffary 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar